Senin, 18 Juli 2011

PENGENDALIAN HAMA TIKUS

Popt .Ngajum -Malang

Tikus merupakan hama penting yang menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil pertanian dalam penyimpanan. Jenis tanaman yang sering mendapat serangan hama tikus adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.Jenis tikus yang banyak menimbulkan kerugian adalah Rattus Argentiventer (tikus sawah) dan Rattus diardi yang menimbulkan kerusakan hasil dalam simpanan.
Perkembangbiakan tikus sangat cepat, umur 1,5 – 5 bulan sudah dapat berkembang biak, setelah hamil 21 hari, setiap ekor dapat melahirkan 6-8 ekor anak, 21 hari kemudian pisah dari induknya dan setiap tahun seekor tikus dapat melahirkan 4 kali.

Tikus suka hidup ditempat gelap yang bersemak-semak dari banyak rerumputan didekat sumber makanan.
/B
Dalam pengendalian hama tikus kita menganut konsep pengendalian hama terpadu yaitu sistem pengendalian populasi yang memanfaatkan secara terpadu untuk menurunkan populasi dan mempertahankannya dibawah batas ambang ekonomi.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pengendalian hama tikus perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Perlu pengorganisasian yang baik
• Meliputi daerah yang luas
• Dilaksanakan secara massal
• Serentak
• Berulangkali dilakukan sampai populasi dibawah batas yang menyebabkan
kerugian ekonomis
• Perlu disesuaikan dengan keadaan serangan dan phase pertumbuhan
Tanaman

Cara-cara yang dilaksanakan dalam PENGENDALIAN HAMA TIKUS

• Sanitasi Tanaman dan Lingkungan yaitu membersihkan semak-semak dan
rerumputan, membongkar liang dan sarang serta tempat perlindungan lainnya.
• Mekanis
Meliputi semua cara pengendalian yang secara langsung membunuh tikus
dengan pukulan, diburu anjing, menggunakan perangkap dsb.

Cara ini akan berhasil bila diorganisir dengan baik dan dilakasanakan serentak, sebagai contoh adalah pemasangan perangkap dengan menggunakan bambu dengan panjang antar 1,5 – 2 meter yang salah satu ujungnya dibiarkan tertutup dan ujung lainnya dilubangi.
Pemasangan dilakukan sore hari ditempat yang biasa dilalui tikus didekat pamatang diharapkan tikus akan masuk lubang dan sembunyi, dan pagi diambil dengan terlebih dahulu ujung yang terbuka dimasukkan karung/plastik, kemudian tikus yang ada dibunuh.

• Mengatur waktu tanam
Dengan mengatur waktu tanam, maka waktu tersedianya makanan yang
disukai tikus terbatas.

• Pengendalian Biologis
Dengan memanfaatkan musuh alami (predator) yang menghambat populasi
tikus seperti ular, kucing dll.

• Penggunaan bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan biasanya adalah Rodentisida seperti Klerat RM dll
yang ada dipasaran dan gas beracun (belerang).

Rodentisida digunakan dengan umpan yang disukai tikus seperti: beras, jagung, ubi kayu dn ubi jalar. Umpan beracun ada 2 jenis, yaitu yang siap pakai seperti; Klerat RM dan Umpan yang dibuat sendiri (umpan + Zink Phosfit).

Racun yang dipakai juga ada 2 jenis yaitu:
• Racun akut yang bekerja cepat, tikus mati 3-14 jam sesudah peracunan,
namun dapat menimbulkan jera umpan, contoh zink phosfit. Perbandingan
umpan dan racun 99:1
Dosis penggunaan 10-20 gram umpan/raun per tempat umpan

• Racun kronis yang bekerjanya lambat, namun tidak menimbulkan jera umpan.
Tikus akan mati 2 -14 hari setelah peracunan. Perbandingan umpan racun
19:1.
Contoh: Klerat RM dosis penggunaan 10-40 per tempat umpan.
Untuk melindungi umpan dari hujan dan tidak termakan hewan ternak, perlu
digunakan tempat umpan yang diletakkan ditepi pematang dekat liang tikus
dengan jarak masing-masing tempat 25 meter, dan masing-masing tempat
diberi 10-20 gram umpan.

• Penggunaan gas beracun
Penggunaan gas beracun akan efektif bila padi dalam stadium bunting dengan
menggunakan dioksida belerang yang dihasilkan dengan membakar merang
yang telah diberi serbuk belerang didalam alat emposan.
Asap dan gas yang keluar dihembuskan kedlam liang tikus pada pematang
sawah. Sebelumnya lubang-lubang keluar ditutup terlebih dahulu.
Jadi dengan pengendalian hama tikus melalui berbagai cara yang dilaksanakan
secara terpadu, ini diharapkan dapat menekan populasi tikus dilapangan
dibawah ambang batas ekonomi yang tidak merugikan bagi petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar